Senin, 16 November 2015

Gejolak Emosi

Emosi
Entah bagaimana harus mendefinisikan kata tersebut. Ada sisi positif dan negatif yang terkandung dalam kata itu.
Entahlah dulu begitu mudah rasanya mempelajari ilmu tersebut dibangku kuliah termasuk bagaimana cara mendeteksi dan mengendalikannya. Tapi mengapa saat ini ketika Tuhan mulai mengujiku satu persatu terhadap ilmu yang telah kupelajari akupun seolah tak mampu membuktikanya.
Hari ini aku belajar, kemudian beberapa jam kemudian emosiku bergejolak entah karena pekerjaan atau masalah yang lainnya. hancur lagi pondasku yang hari ini ku buat. Begitu seterusnya sampai aku merasa tak mampu lagi berdiri dan membuktikan bahwa aku bisa menundukan emosiku.

Seringkali Aku merasa hidup ini seperti kutukuan, dan Tuhan seolah enggan memberiku sedikit saja kebehagiaan untuk kunikmati. Entah harus berapa lama lagi waktu yang kubutuhkan untuk kumemahami semua ini. Meski aku tau Tuhan tidaklah sekejam itu dalam memperlakukan hambaNya.
Aku merasa begitu berbeda dari orang lain, dari teman-temanku dan sangat sulit begiku memahami dan menerima ini semua.
Tenanglah dan berserah kepada Takdir mungking mudah sekali terucap namun aplikasinya bagiku sangat luar biasa dan hanya sedikit sekali orang yang mampu memahami konsep ini. Mungkin aku salah satu orang yang harus belajar dan paham tentang ini, karena suamiku sendiri yang mengajarinya.
Lupiie, taukah kamu bahwa disetiap harinya aku ingin selalu mennjerit, berteriak melepaskan semua emosi ini. Aku ingin keluar dari belengggu ini dan menjadi seperti yang kamu minta. Entah apa bedanya aku dulu dan sekarang. Dulu begitu mudah aku memahami konsep kepasrahan dan emosi. Namun saat ini semua berbalik.
Sakit hati yang teramat barangkali yang mampu merubah persepsi dan pola berpikirku.